Selasa, 20 November 2012

HYBRID BB.SI.12


Meningkatnya konsumsi bahan bakar seiring makin banyaknya jumlah kendaraan menjadi masalah karena menambah biaya subsidi. Untuk itu, mobil efisien bahan bakar, seperti hybrid menjadi solusi yang tepat.
Hal ini dikemukakan Direktur Marketing Toyota Astra Motor, Joko Trisanyoto, saat diskusi harian di booth Toyota Indonesia International Motor Show, Senin (14/7/2008) sore kemarin.
Menurutnya konsumsi bahan bakar mobil hybrid bisa lebih hemat 50 persen dari versi mobil mesin konvensional. Untuk Toyota Prius saja, konsumsinya bisa mencapai 25 km/liter. Jika populasi hybrid di Indonesia banyak, tentu dampaknya akan menekan jumlah subsidi bahan bakar yang dikeluarkan pemerintah.
Hanya saja, Joko masih menyangsikan minat konsumen memiliki mobil hybrid lantaran harganya yang masih tinggi. Toyota Prius saja, jika didatangkan ke Indonesia harganya bisa mencapai Rp495 juta. Harga yang sama dengan model Civic hybrid. Padahal harganya bisa ditekan hingga menyamai model Toyota Corolla Altis yang dihargai Rp300 jutaan.
Sementara permintaan pemerintah agar produsen kendaraan memproduksi mobil hybrid di Indonesia untuk mendapatkan insentif, ditanggapi sebagai hal yang berisiko. “Agen tunggal pemegang merek (ATPM) yang mendatangkan hybrid perlu menjajaki sejauh mana minat konsumen terhadap hybrid. Jika bagus produsen akan mempertimbangkan untuk memproduksi di sini, jika tidak bisa rugi,” kata Joko.
Menanggapi bahan bakar alternatif seperti campuran bahan bakar nabati, biofeul, pengembangannya akan terbentur dengan harga, mengingat bahan dasarnya masih menggunakan komoditi pangan, seperti minyak sawit, jagung, dan tebu. Sehingga harganya tak akan stabil dan konsumsi untuk pangan bisa terganggu.
Toyota Astra Motor sendiri, sejak 2006, sudah membawa 6 unit Prius hybrid ke Indonesia untuk dipinjamkan ke lembaga pemerhati lingkungan, baik unsur pemerintah, LSM, kalangan akademisi, maupun artis. Sejak tahun tersebut, Prius tak mengalami masalah berarti digunakan di Indonesia. Artinya infrastruktur di Indonesia sebenarnya cukup mendukung.
Head Marketing Communication TAM, Achmad Rizal mengatakan, saat ini Toyota Prius yang didatangkan ke Indonesia tidak mengalami masalah berarti. Biaya perawatan pun sama dengan mesin bensin 1.500 cc. Sementara motor listrik dan baterai sanggup bertahan lama. “Sejak diluncurkan 2007, Prius tak mengalami permasalahan dalam baterai dan motor listrik,” katanya.
Meski mendorong penggunaan hybrid di Indonesia, TAM mengaku belum berniat memasarkannya. Rizal juga mengungkapkan, meski sudah banyak peminat Prius, TAM belum bisa menerima pemesanan. Untuk itu, konsumen yang ingin memiliki Prius saat ini membeli melalui jasa importir umum. Namun TAM membuka kesempatan bagi kalangan terbatas yang ingin menyewa Prius. Toyota sendiri menyewakannya melalui anak perusahaan Astra dibidang penyewaan mobil, Astra Rent a Car (TRAC). (ton)

Referensi : http://rizkibeo.wordpress.com/2008/10/13/tentang-mobil-hybrid/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar